SAHABAT -Bupati Teluk Bintuni drg. Alfons Manibui, Dess meminta kepada pihak BP Tangguh agar selalu menjalin komunikasi serta berkoordinasi secara baik dalam mensosialisasikan program-program yang akan mereka laksanakan kepada masyarakat. Baik di daerah areal pertambangan (DAP) ataupun disekitar DAP.
“Misalnya mensosialisasikan soal pemberdayaan masyarakat setempat ataupun masalah rekrutmen karyawan dari perusahaan-perusahaan sub kontraktor dan sebagainya terlebih dahulu,” ungkap Sekda Teluk Bintuni Drs. Wim Fimbay, MM kepada wartawan, Jumat (13/5) dikediamannya baru-baru ini.
Menurut Wim sapaan akrab Sekda Teluk Bintuni itu, direncanakan ada 8 (delapan) tempat memasak gas (train) yang akan dibuka di lokasi kilang LNG di Tanah Merah Sengga Babo.
“Saat ini yang telah dibuka ataupun dibagun adalah train 1 dan 2. Sementara train 3 dan 4 direncanakan juga akan dibuka dalam waktu dekat yang akan kembali membutuhkan sekitar 10.000 (sepuluh ribu) tenaga kerja seperti ketika awal membuka train 1 dan 2. Sehingga diharapkan BP Tangguh dapat mensosialisasikan program-programnya secara baik kepada masyarakat arif lokal sehingga kedepan tidak berbenturan dengan kepentingan-kepentingan perusahaan gas itu sendiri,” tandas Wim yang juga adalah salah satu anak terbaik yang dimiliki Teluk saat ini.
Lebih jauh Wim mengungkapkan, bila ingin membuka train 3 dan 4 maka BP harus bersama-sama dengan Pemda Teluk Bintuni mempersiapkan tenaga-tenaga kerja dari anak-anak Teluk ataupun anak Papua yang betul-betul mempunyai kemampuan di bidang itu.
“Saya mencontohkan bahwa kita mempunyai 40 (empat puluh) orang anak lokal Papua yang bekerja mengendalikan train. Latar belakang mereka bukan dari orang-orang tehnik. Namun untuk bisa mengendalikan train seperti sekarang memerlukan proses waktu yang cukup lama yaitu 4 (empat) tahun lebih untuk dilatih maupun ditraining,” paparnya.
Untuk mengendalikan train, kata Wim diperlukan keahlian khusus atau tenaga kerja yang memiliki spesifikasi khusus sehingga untuk jangka panjang pemerintah daerah bekerja sama dengan pihak BP Tangguh telah mengirimkan sebanyak 28 (dua puluh delapan) anak-anak asal 7 (tujuh) suku yang ada di Teluk untuk belajar di SMK Migas Cepu.
“Selain itu, anak-anak Teluk yang dianggap memenuhi syarat juga dipersiapkan untuk menjadi instruktur pertambangan 5 hingga 10 orang per tahunnya sesuai kebutuhan yang ada. Sehingga kapan saja kita mau kirim utuk mengikuti pendidikan gratis di Cepu,” tandas Wim.
Wim juga menambahkan, bahwa bekerja di Migas itu ada batas umurnya. “Khusus untuk bidang konstruksi harus berusia 21 tahun. Sehingga nantinya anak-anak teluk yang lulus dari SMK Migas nanti kami sarankan untuk melanjutkan ke sekolah tinggi Migas. Karena umur mereka masih berkisar 18, 19 dan 20 tahun,” tuturnya.
Untuk menjalin serta meningkatkan hubungan yang harmonis dengan semua pihak di Teluk, kata Wim maka BP diharapkan selalu membangun komunikasi serta meningkatkan koordinasi dengan Pemda Teluk Bintuni dan masyarakat lokal maupun stakeholder lainnya yang ada di Teluk Bintuni. (muris, penulis majalah warta teluk)
Kepada pembaca yang terhormat, Saran dan kritikan yang membangun sangat kami harapkan. Makasih
“Misalnya mensosialisasikan soal pemberdayaan masyarakat setempat ataupun masalah rekrutmen karyawan dari perusahaan-perusahaan sub kontraktor dan sebagainya terlebih dahulu,” ungkap Sekda Teluk Bintuni Drs. Wim Fimbay, MM kepada wartawan, Jumat (13/5) dikediamannya baru-baru ini.
Menurut Wim sapaan akrab Sekda Teluk Bintuni itu, direncanakan ada 8 (delapan) tempat memasak gas (train) yang akan dibuka di lokasi kilang LNG di Tanah Merah Sengga Babo.
“Saat ini yang telah dibuka ataupun dibagun adalah train 1 dan 2. Sementara train 3 dan 4 direncanakan juga akan dibuka dalam waktu dekat yang akan kembali membutuhkan sekitar 10.000 (sepuluh ribu) tenaga kerja seperti ketika awal membuka train 1 dan 2. Sehingga diharapkan BP Tangguh dapat mensosialisasikan program-programnya secara baik kepada masyarakat arif lokal sehingga kedepan tidak berbenturan dengan kepentingan-kepentingan perusahaan gas itu sendiri,” tandas Wim yang juga adalah salah satu anak terbaik yang dimiliki Teluk saat ini.
Lebih jauh Wim mengungkapkan, bila ingin membuka train 3 dan 4 maka BP harus bersama-sama dengan Pemda Teluk Bintuni mempersiapkan tenaga-tenaga kerja dari anak-anak Teluk ataupun anak Papua yang betul-betul mempunyai kemampuan di bidang itu.
“Saya mencontohkan bahwa kita mempunyai 40 (empat puluh) orang anak lokal Papua yang bekerja mengendalikan train. Latar belakang mereka bukan dari orang-orang tehnik. Namun untuk bisa mengendalikan train seperti sekarang memerlukan proses waktu yang cukup lama yaitu 4 (empat) tahun lebih untuk dilatih maupun ditraining,” paparnya.
Untuk mengendalikan train, kata Wim diperlukan keahlian khusus atau tenaga kerja yang memiliki spesifikasi khusus sehingga untuk jangka panjang pemerintah daerah bekerja sama dengan pihak BP Tangguh telah mengirimkan sebanyak 28 (dua puluh delapan) anak-anak asal 7 (tujuh) suku yang ada di Teluk untuk belajar di SMK Migas Cepu.
“Selain itu, anak-anak Teluk yang dianggap memenuhi syarat juga dipersiapkan untuk menjadi instruktur pertambangan 5 hingga 10 orang per tahunnya sesuai kebutuhan yang ada. Sehingga kapan saja kita mau kirim utuk mengikuti pendidikan gratis di Cepu,” tandas Wim.
Wim juga menambahkan, bahwa bekerja di Migas itu ada batas umurnya. “Khusus untuk bidang konstruksi harus berusia 21 tahun. Sehingga nantinya anak-anak teluk yang lulus dari SMK Migas nanti kami sarankan untuk melanjutkan ke sekolah tinggi Migas. Karena umur mereka masih berkisar 18, 19 dan 20 tahun,” tuturnya.
Untuk menjalin serta meningkatkan hubungan yang harmonis dengan semua pihak di Teluk, kata Wim maka BP diharapkan selalu membangun komunikasi serta meningkatkan koordinasi dengan Pemda Teluk Bintuni dan masyarakat lokal maupun stakeholder lainnya yang ada di Teluk Bintuni. (muris, penulis majalah warta teluk)
Kepada pembaca yang terhormat, Saran dan kritikan yang membangun sangat kami harapkan. Makasih
Sumber : Orang Teluk Bntuni
0 komentar:
Posting Komentar