Dirgahayu Ke-8, Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat

Tak terasa usia kabupaten Teluk Bintuni besok, 9 Juni 2011, genap 8 tahun. Yach, kalau diandaikan, seorang anak remaja yang kini duduk dibangku kelas 2 SLTA! Perjalanan masih panjang untuk mewujudkan impian itu.

Tanggal 9 Juni 2003 silam, Teluk Bintuni resmi pisah dari Manokwari dimekarkan menjadi kabupaten dengan ibukota BINTUNI. Banyak perubahan terjadi. Bintuni yang awalnya jarang penduduk, lambat laut jumlah orang bertambah, geliat pembangunan disegala sector secara bertahap mulai nampak.

Secara spontan warga masyarakat, maupun pihak pemerintah mulai membangun tanpa hentinya. Sektor ekonomi di daerah ini berkembang pesat. Pasar sentral dibangun dan telah difungsikan. Dunia perbankan pun hadir. Bank Papua, BRI, Bank Mandiri, dan BNI hadir.

Jumlah kontraktor bagaikan jamur yang bermunculan, tumbuh dimusim hujan. Hampir, semua orang berharap pada PNS, dan Kontraktor, entah kenapa? Bahan Bakar minyak (BBM), seperti bensin, solar dan minyak tanah dijual diatas harga enceran tertinggi (HET), Siapa yang diuntungkan?

Diduga kuat, oknum atau bisa institusi tertentu “berjemaah” turut bermain mata, sehingga harga BBM tak bisa menyesuaikan dengan daya beli rakyat miskin. Heran, kabupaten ini hadir untuk menjawab kebutuhan rakyat miskin untuk hidup adil dan makmur dalam bingkai NKRI, tapi sepertinya itu impian saja.
“Kami siap melayani anda?” Tegakkan aturan bukan hanya untuk miras yang diawasi ketat, tapi penting juga awasi BBM bersubsidi, dan turunkan harga BBM industri yang tak wajah itu!

Tak dipungkiri, karena usia kabupaten ini masih juga tergolong muda, tentu masih ada sejumlah “pekerjaan rumah” pemerintahan duet drg. Alfons Manibui, DESS & Drs. H. Akuba Kaitam jilid II. Butuh komitmen dan energi ekstra untuk mewujudkan upaya “Menuju Bintuni Baru yang tangguh dan Berberdaya Saing,” tema sentral Hut kali ini.

Kita rakyat bijaknya berharap, agar percayakan saja kepada yang ahlinya! Pasti beres! Pergantian pejabat baik itu mutasi, promosi, atau non job mesti dilakukan: Semua menunggu!

Hadirnya Balai Jalan Nasional untuk Teluk Bintuni & Teluk Wondama yang berkantor di Bintuni diawal tahun ini, tentu juga memberikan harapan, agar infrastruktur jalan utama Manokwari – Bintuni, dan menuju kabupaten lainnya di provinsi Papua Barat akan terus dibangun dan ditingkatkan menjadi lebih baik dan berkualitas.

Tantangan tersendiri juga bagi aparat pemerintahan di 24 Distrik dan ratusan kampung untuk memberikan pelayanan yang lebih. Kepala Distrik, dan kepala kampung hendaknya tak berlama-lama berurusan DINAS di Bintuni? Atau keluar kabupaten ini. “Wakil rakyat jangan tidur,” anda dipilih dan dibayar untuk kepentingan menyuarakan suara rakyat, bukan penguasa semata.

Dua pansus legislatif telah dibentuk mendekati usia 8 tahun ini untuk bekerja soal dua kepentingan besar, bahkan besar sekali kepentingan itu! Soal kehadiran BP Tangguh yang masih dinilai belum “tulus” melayani rakyat lokal dengan transparan, termasuk soal kebijakkan rekrutmen tenaga kerja dan bagi hasil untuk kabupaten ini.

Pansus lainnya untuk telusuri kantor DPRD Teluk Bintuni yang belum berdiri tiang beton atau baja satupun! Mungkinkah Tuhan yang disalahkan, atau kita yang lalai!

STOP saling kritik dan lempar tanggungjawab, mari bersatu, rapatkan barisan, karena KITA BISA MELAKUKAN LEBIH untuk kabupaten tercinta ini!

Dirgahayu kabupaten Teluk Bintuni ke-8, (9 Juni 2003 – 9 Juni 2011).

Terima kasih.

Foto-foto perayaan  Dirgahayu Ke-8, Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat

 

 

sumber :  ORANG TELUK BINTUNI