MANOKWARInews -Ketua Majelis Ulama
Indonesia Amidhan mengimbau seluruh umat muslim di Indonesia untuk
saling menghargai satu sama lain dalam menyikapi terjadinya perbedaan
dalam penentuan awal Ramadan tahun ini.
"Saya mengimbau agar seluruh umat tidak mempertajam perbedaan yang terjadi. Jangan saling klaim bahwa pihak yang satu benar dan yang lain salah. Sebagai umat Muslim harus saling menghargai," kata Amidhan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (19/7).
Pemerintah dalam sidang Isbat malam ini memutuskan awal puasa tahun ini jatuh pada Sabtu (21/7). Sedangkan PP Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan sehari sebelumnya.
Dia mengatakan perbedaan penentuan awal Ramadan tahun ini tidak bisa dihindari, lantaran perbedaan metode melihat hilal yang dilakukan sejumlah kelompok umat Islam di Indonesia.
"Yang satu memakai metode Hisab, yang lain memakai Rukyat, tetapi lebih banyak yang memakai Rukyat. Keduanya memiliki argumentasinya masing-masing, dan harus dihormati," ujarnya.
Dia meminta seluruh umat Islam Indonesia tidak berputus asa dan terus mengembangkan ilmu pengetahuan untuk dapat mempersatukan perbedaan ke depannya.
"Jadi yang mau puasa besok silakan, yang mau puasa Sabtu juga silakan. Mungkin ada kalanya nanti penentuan awal Ramadan kebetulan sama, tetapi tahun ini kebetulan tersebut rupanya tidak terjadi dan seluruh umat harus tetap harus saling menghormati," tuturnya.
Amidhan mengatakan meskipun terjadi perbedaan penentuan awal Ramadan, namun ada kemungkinan seluruh umat dapat merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama-sama.
"Saya mengimbau agar seluruh umat tidak mempertajam perbedaan yang terjadi. Jangan saling klaim bahwa pihak yang satu benar dan yang lain salah. Sebagai umat Muslim harus saling menghargai," kata Amidhan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (19/7).
Pemerintah dalam sidang Isbat malam ini memutuskan awal puasa tahun ini jatuh pada Sabtu (21/7). Sedangkan PP Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan sehari sebelumnya.
Dia mengatakan perbedaan penentuan awal Ramadan tahun ini tidak bisa dihindari, lantaran perbedaan metode melihat hilal yang dilakukan sejumlah kelompok umat Islam di Indonesia.
"Yang satu memakai metode Hisab, yang lain memakai Rukyat, tetapi lebih banyak yang memakai Rukyat. Keduanya memiliki argumentasinya masing-masing, dan harus dihormati," ujarnya.
Dia meminta seluruh umat Islam Indonesia tidak berputus asa dan terus mengembangkan ilmu pengetahuan untuk dapat mempersatukan perbedaan ke depannya.
"Jadi yang mau puasa besok silakan, yang mau puasa Sabtu juga silakan. Mungkin ada kalanya nanti penentuan awal Ramadan kebetulan sama, tetapi tahun ini kebetulan tersebut rupanya tidak terjadi dan seluruh umat harus tetap harus saling menghormati," tuturnya.
Amidhan mengatakan meskipun terjadi perbedaan penentuan awal Ramadan, namun ada kemungkinan seluruh umat dapat merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama-sama.
Source : http://www.metrotvnews.com