MANOKWARInews - PT Freeport Indonesia menyatakan siap
memperbaiki enam poin renegosiasi kontrak karya, salah satunya adalah
mengecilkan luas wilayah area eksplorasi dan produksinya.
Juru Bicara Freeport Indonesia, Ramdhani Sirait, menjelaskan, untuk poin luas wilayah, Freeport menyatakan siap mengecilkan luas wilayah dan produksi. Saat ini, Freeport Indonesia mendapatkan izin eksplorasi dan produksi sebesar 202.950 hektare di Papua.
Freeport Indonesia, lanjutnya, pada awalnya memiliki izin pinjam pakai eksplorasi sebesar 2,6 juta hektare. "Setelah 15 tahun, kami memutuskan untuk menciutkan dari 2,6 juta hektare menjadi 202.000 hektar," katanya di Jakarta, Kamis 12 Juli 2012.
Ia menambahkan, Freeport juga akan kembali mengecilkan luas wilayahnya sesuai dengan tuntutan renegosiasi kontrak karya. Namun, ia belum bisa menjabarkan lebih lanjut berapa luas wilayah area Freeport yang akan dikecilkan.
Luas wilayah Freeport yang luas, lanjutnya, bukan karena terdapat cadangan mineral di daerah tersebut, tetapi Freeport menggunakan luas wilayah itu sebagai area penunjang produksi. Freeport sendiri hanya mempunyai izin eksploitasi sebesar 10.000 hektare dan hanya 2.000 hektare yang menjadi area pertambangan.
"Ini bukan cadangan tapi ruang gerak operasi. Kami bersedia dan dimungkinkan kita kurangi luas area yang tidak strategis," ujarnya.
Sedangkan untuk poin pemanfaatan jasa dan barang dalam negeri, lanjutnya, Freeport saat ini memiliki kontribusi pembelian barang dan jasa dalam negeri dalam lima tahun terakhir mencapai US$700 juta, dari total sebesar US$2 miliar.
"Itu sudah hampir 40 persen dan kita melihat peluang tersebut bisa ditingkatkan dengan bekerja sama dengan perusahaan dalam negeri," tutur Ramdhani.
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda, Jika menurut anda berita ini bermanfaat bagi anda.
Source : Vivanews.com
Juru Bicara Freeport Indonesia, Ramdhani Sirait, menjelaskan, untuk poin luas wilayah, Freeport menyatakan siap mengecilkan luas wilayah dan produksi. Saat ini, Freeport Indonesia mendapatkan izin eksplorasi dan produksi sebesar 202.950 hektare di Papua.
Freeport Indonesia, lanjutnya, pada awalnya memiliki izin pinjam pakai eksplorasi sebesar 2,6 juta hektare. "Setelah 15 tahun, kami memutuskan untuk menciutkan dari 2,6 juta hektare menjadi 202.000 hektar," katanya di Jakarta, Kamis 12 Juli 2012.
Ia menambahkan, Freeport juga akan kembali mengecilkan luas wilayahnya sesuai dengan tuntutan renegosiasi kontrak karya. Namun, ia belum bisa menjabarkan lebih lanjut berapa luas wilayah area Freeport yang akan dikecilkan.
Luas wilayah Freeport yang luas, lanjutnya, bukan karena terdapat cadangan mineral di daerah tersebut, tetapi Freeport menggunakan luas wilayah itu sebagai area penunjang produksi. Freeport sendiri hanya mempunyai izin eksploitasi sebesar 10.000 hektare dan hanya 2.000 hektare yang menjadi area pertambangan.
"Ini bukan cadangan tapi ruang gerak operasi. Kami bersedia dan dimungkinkan kita kurangi luas area yang tidak strategis," ujarnya.
Sedangkan untuk poin pemanfaatan jasa dan barang dalam negeri, lanjutnya, Freeport saat ini memiliki kontribusi pembelian barang dan jasa dalam negeri dalam lima tahun terakhir mencapai US$700 juta, dari total sebesar US$2 miliar.
"Itu sudah hampir 40 persen dan kita melihat peluang tersebut bisa ditingkatkan dengan bekerja sama dengan perusahaan dalam negeri," tutur Ramdhani.
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda, Jika menurut anda berita ini bermanfaat bagi anda.
Source : Vivanews.com
Artikel 
0 komentar:
Posting Komentar