MANOKWARInews -Tahun Ini Indonesia dan Malaysia ternyata kompak Dalam menetapkan awal 1 Ramadan 1433 Hijriyah, yaitu jatuh pada hari Sabtu, 21 Juli. Hal itu
dibenarkan oleh Endro, salah satu warga Indonesia menetap di Kota Johor
Bahru. "Di Malaysia awal puasa Sabtu," kata Endro saat dihubungi
merdeka.com lewat telepon selulernya, Kamis (19/7).
Setelah menggelar sidang Isbat sejak petang hari ini, Menteri Agama Republik Indonesia Suryadharma Ali, menetapkan awal 1 Ramadan jatuh pada Sabtu (21/7). Hasil itu dicapai setelah menganalisa berbagai laporan metode hisab dan rukyat. Dia menegaskan hingga sore hari ini hilal tetap tidak terlihat.
Selama ini Indonesia dan Malaysia kerap bersitegang dalam berbagai macam masalah, mulai dari isu perbatasan wilayah, penganiayaan tenaga kerja Indonesia, sampai klaim kebudayaan. Penetapan awal Ramadan di dua negara Asia Tenggara ini serupa dengan Uni Emirat Arab dan Iran.
Menurut Muhammad Syaukat Auda, Kepala Pusat Pemantauan Hilal Islam Uni Emirat Arab, kebanyakan negara mayoritas Islam, terutama di Timur Tengah, tidak dapat melihat hilal hari ini. Dia beralasan hal itu sulit dilakukan dengan teleskop tercanggih sekalipun lantaran kemunculan bulan baru berbarengan dengan terbenamnya matahari.
Dia menjelaskan hilal hanya dapat dilihat jelas dari Benua Afrika dan Amerika Selatan. Jadi, kata dia, lebih tepat jika Bulan Syaban ini digenapkan hingga 30 hari. Dia memperkirakan Saudi dan Mesir akan menetapkan awal Ramadan besok.
Penetapan 1 Ramadan pada Sabtu juga berlaku di Iran. Menurut Mas'ud Athigi, Ketua Masyarakat Astronom Amatir Iran, penampakan hilal baru bisa dilihat esok petang waktu setempat. Dia menyatakan bulan baru tidak dapat dipantau di wilayah manapun di Negeri Mullah itu hari ini, seperti dikutip dari kantor berita ABNA. Hal ini diperkuat oleh fatwa Ayatullah Husseini Nassab.
Masyarakat muslim di Libanon bakal mengawali bulan Ramadan besok. Menurut Ketua Komite Hukum Otoritas Keagamaan Libanon, Sayyid Muhammad Hussein Fadlullah, keputusan itu diambil setelah pihaknya melakukan metode hisab atau penghitungan posisi bulan, seperti dikutip dari situs www.bayynat.org.
Source : www.merdeka.com
Setelah menggelar sidang Isbat sejak petang hari ini, Menteri Agama Republik Indonesia Suryadharma Ali, menetapkan awal 1 Ramadan jatuh pada Sabtu (21/7). Hasil itu dicapai setelah menganalisa berbagai laporan metode hisab dan rukyat. Dia menegaskan hingga sore hari ini hilal tetap tidak terlihat.
Selama ini Indonesia dan Malaysia kerap bersitegang dalam berbagai macam masalah, mulai dari isu perbatasan wilayah, penganiayaan tenaga kerja Indonesia, sampai klaim kebudayaan. Penetapan awal Ramadan di dua negara Asia Tenggara ini serupa dengan Uni Emirat Arab dan Iran.
Menurut Muhammad Syaukat Auda, Kepala Pusat Pemantauan Hilal Islam Uni Emirat Arab, kebanyakan negara mayoritas Islam, terutama di Timur Tengah, tidak dapat melihat hilal hari ini. Dia beralasan hal itu sulit dilakukan dengan teleskop tercanggih sekalipun lantaran kemunculan bulan baru berbarengan dengan terbenamnya matahari.
Dia menjelaskan hilal hanya dapat dilihat jelas dari Benua Afrika dan Amerika Selatan. Jadi, kata dia, lebih tepat jika Bulan Syaban ini digenapkan hingga 30 hari. Dia memperkirakan Saudi dan Mesir akan menetapkan awal Ramadan besok.
Penetapan 1 Ramadan pada Sabtu juga berlaku di Iran. Menurut Mas'ud Athigi, Ketua Masyarakat Astronom Amatir Iran, penampakan hilal baru bisa dilihat esok petang waktu setempat. Dia menyatakan bulan baru tidak dapat dipantau di wilayah manapun di Negeri Mullah itu hari ini, seperti dikutip dari kantor berita ABNA. Hal ini diperkuat oleh fatwa Ayatullah Husseini Nassab.
Masyarakat muslim di Libanon bakal mengawali bulan Ramadan besok. Menurut Ketua Komite Hukum Otoritas Keagamaan Libanon, Sayyid Muhammad Hussein Fadlullah, keputusan itu diambil setelah pihaknya melakukan metode hisab atau penghitungan posisi bulan, seperti dikutip dari situs www.bayynat.org.
Source : www.merdeka.com